SOAL
PERTEMUAN 1
1) Suatu pernyataan dianggap benar jika
pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar,
ini menunjukkan :
a. Koresponden d. Koheren
b. Bersifat pragmatis e. Kebenaran
c. Fungsional
2) Penelitian
yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan persoalan
persoalan disebut :
a.
Penelitian bisnis d.
Penelitian dasar
b. Penelitian natura e. Penelitian sosial
c.
Penelitian Tindakan
3) Menurut
Whitney, hubungan antara Ilmu dan Pengetahuan akan menghasilkan suatu :
a. Kebenaran d. Ilmu itu sendiri
b.
Metode Ilmiah e. Proses
c.
Metode Riset
4) Penelitian
yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan persoalan
persoalan disebut :
a.
Penelitian bisnis d.
Penelitian dasar
b. Penelitian natural e. Penelitian sosial
c.
Penelitian Tindakan
5) Pencarian
terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu
aktivitas disebut dengan penelitian :
a. Dasar/Murni d. Bisnis
b. Terapan e.
Pemasaran
c.
Tindakan
PERTEMUAN
1
1.
Tidak
selamanya penemuan kebenaran ilmiah diperoleh secara ilmiah. Kadangkala
kebenaran dapat ditemukan melalui proses non ilmiah. Saudara sebut dan jelaskan
7 kebenaran yang ditemukan melalui proses non ilmiah tersebut !
Jawab :
Ada beberapa cara dalam menemukan kebenaran melalui
pendekatan non ilmiah, yaitu melalui: kebetulan, trial and error, otoritas,
spekulatif, akal sehat, prasangka, dan intuisi.
1. Penemuan Kebenaran secara kebetulan
Suatu peristiwa yang tidak disengaja kadang-kadang
ternyata menghasilkan suatu kebenaran yang menambah perbendaharaan pengetahuan
manusia, karena sebelumnya kebenaran itu tidaklah diketahui. Penemuan secara
kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti serta tidak melalui
langkah-langkah yang sistimatik dan terkendali (terkontrol). Contohnya, ketika jam beker berhenti, kemudian di
tepuk-tepuk dan ternyata jalan lagi. Contoh ini tidak bisa berlaku dalam setiap
beker mati untuk bisa hidup kembali.
2. Penemuan kebenaran dengan trial and error
Mencoba sesuatu secara berulang-ulang, walaupun
selalu menemukan kegagalan dan akhirnya menemukan suatu kebenaran disebut cara
kerja trial and error. Dengan cara ini seseorang telah aktif melakukan usaha
untuk menemukan sesuatu, meskipun sebenarnya tidak mengetahui dengan pasti
tentang sesuatu yang ingin dicapainya sebagai tujuan dalam melakukan percobaan
itu. Penemuan coba-coba (trial and error) diperoleh tanpa kepastian akan
diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan sesuatu masalah. Usaha
coba-coba pada umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan
pemecahan tertentu. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan
serangkaian usaha; usaha yang berikut biasanya agak lain, yaitu lebih maju,
daripada yang mendahuluinya. Penemuan secara kebetulan pada umumnya tidak
efisien dan tidak terkontrol.
3. Penemuan kebenaran melalui otoritas atau
kewibawaan
Di dalam masyarakat, kerapkali ditemui orang-orang
yang karena kedudukan
pengetahuannya sangat dihormati dan dipercayai. Orang tersebut memiliki
kewibawaan yang besar di lingkungan masyarakatnya. Banyak pendapatnya yang
diterima sebagai kebenaran. Kepercayaan pada pendapatnya itu tidak saja karena
kedudukannya di dalam masyarakat itu, misalnya sebagai pemimpin atau pemuka
adat atau ulama dan lain-lainnya, tetapi dapat juga karena keahliannya dalam
bidang tertentu. Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya telah
menempuh pendidikan formal tertinggi atau yang mempunyai pengalaman kerja
ilmiah dalam sesuatu bidang yang cukup banyak. Pendapat-pendapat mereka sering
diterima orang tanpa diuji, karena dipandang benar. Namun, pendapat otoritas
ilmiah itu tidak selamanya benar. Ada kalanya, atau bahkan sering, pendapat
mereka itu kemudian ternyata tidak benar, karena pendapat tersebut tidak diasalkan
dari penelitian, melinkan hanya didasarkan atas pemikiran logis
4.
Penemuan
Kebenaran secara spekulatif
Dalam prakteknya seseorang telah memulai dengan menyadari masalah yang
dihadapinya, dan mencoba meramalkan berbagai kemungkinan atau alternatif pemecahannya.
Kemudian tanpa meyakini betul-betul tentang ketepatan salah satu alternatif
yang dipilihnya ternyata dicapai suatu hasil yang memuaskan sebagai suatu
kebenaran. Dengan kata lain yang bersangkutan memilih salah satu dari beberapa
kemungkinan pemecahan masalah itu, walaupun tanpa meyakini bahwa pilihannya itu
sebagai cara yang setepat-tepatnya. Cara spekulatif seperti itu tidak dapat
dilakukan oleh semua orang. Dalam hubungan ini sering ditemui orang yang
pandangan atau intuisinya tajam, yang memungkinkan penggunaan cara spekulatif
dalam menanam sejenis tanaman di tanah gambut. Dari penanaman yang cukup banyak
untuk jangka waktu tertentu, ternyata dihasilkannya suatu kebenaran bahwa jenis
tanaman tersebut dapat tumbuh subur di atas tanah gambut atau sebaliknya. Cara
ini mengandung unsur untung-untungan yang sangat dominan, sehingga tidak
efektif untuk dipergunakan dalam mengungkapkan kebenaran ilmiah. Unsur
untung-untungan itu mengakibatkan cara menemukan kebenaran lebih bersifat
meraba-raba, sehingga kemungkinan gagal lebih besar daripada keberhasilan
menemukan kebenaran sebagaimana diharapkan
5. Akal Sehat
Akal
sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu
keduanya mengandung persamaan. Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973:3)
akal sehat adalah serangkaian konsep (concepts) dan bagan konseptual
(conceptual schemes) yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan.
Konsep adalah kata-kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari
hal-hal yang khusus. Bagan konsep adalah seperangkat konsep yang dirangkaikan
dengan dalil-dalil hipotesis dan teoritis. Walaupun akal sehat yang berupa
konsep dan bagan konsep itu dapat menunjukkan hal yang benar, namun dapat pula
menyesatkan. Sebagai tenaga pendidik, Anda pernah melihat, mendengar atau
mengalami tentang hukuman dan ganjaran dalam pendidikan. Pada abad ke-19
menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak pendidik, hukuman adalah alat
utama dalam pendidikan. Penemuan ilmiah ternyata membantah kebenaran akal sehat
tersebut. Hasil-hasil penelitian dalam bidang psikologi dan pendidikan
menunjukkan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama dalam pendidikan,
melainkan ganjaran. Melalui hukuman dapat berdampak rasa tertekan pada anak,
sedangkan dengan ganjaran dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak,
sehingga potensi anak dapat berkembang lebih baik.
6. Prasangka
Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang
melakukannya. Hal yang demikian itu menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi
prasangka. Dengan akal sehat, orang cenderung mempersempit pengamatannya karena
diwarnai oleh pengamatannya itu, dan cenderung mengkambing-hitamkan orang lain
atau menyokong sesuatu pendapat . Orang sering tidak mengendalikan keadaan yang
juga dapat terjadi pada keadaan lain.
7. Pendekatan Intuitif
Dalam pendekatan intuitif orang menentukan “pendapat” mengenai sesuatu berdasar
atas “pengetahuan” yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang
tak disadari atau yang tidak difikirkan lebih dahulu. Dengan intuisi, orang
memberikan penilaian tanpa didahului sesuatu renungan. Pencapaian pengetahuan
yang demikian itu sukar dipercaya. Di sini tidak terdapat langkahlangkah yang
sistematik dan terkendali. Metode yang demikian itu biasa disebut metode
a-priori. Dalil-dalil seseorang yang a-priori cocok dengan penalaran, belum
tentu cocok dengan pengalaman atau data empiris
2.
Hubungan antara
penelitian, ilmu dan kebenaran menurut Almack dan
Whitney
terdapat perbedaan dalam menetapkan hasil. Menurut pendapat Saudara, teori mana
yang relevan di dalam aplikasinya !
Jawab :
Hubungan
Ilmu dan penelitian. Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat.
Menurut Almack (1930), hubungan ilmu dan penelitian adalah seperti hasil
dan proses. Penelitian adalah proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Akan
tetapi, Whitney (1960), berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah
sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil
dari proses tersebut adalah kebenaran (truth).
3.
Kebenaran Ilmiah
dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal yaitu : adanya
koheren,
adanya koresponden dan pragmatis. Saudara beri 2 (dua) contoh
untuk
masing-masing hal tersebut aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
Jawab :
A. Adanya Koheren yaitu suatu
pertanyaan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten
dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya, suatu pernyataan bahwa
si Badu akan mati dapat dipercaya, karena pernyataan tersebut koheren dengan
pernyataan bahwa semua orang akan mati.
B. Adanya Koresponden yaitu
suatu pernyataan dianggap benar, jika materi pengetahuan yang terkandung dalam
pernyataan tersebut berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan objek yang
dituju oleh pernyataan tersebut. Misalnya, pernyataan bahwa ibu kota Propinsi
Daerah Istimewa Aceh adalah Banda Aceh adalah benar karena pernyataan tersebut
mempunyai korespondensi dengan lokasi atau faktualitas bahwa Banda Aceh memang
ibu kota Propinsi Aceh.
C. Pragmatis yaitu suatu pernyataan dipercayai
benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan
praktis. Suatu pernyataan atau suatu kesimpulan dianggap benar jika mempunyai
sifat pragmatis dalam kehidupan sehari-hari. Teori kebenaran tentang sifat
pragmatis ini dikembangkan oleh Ch.s.Pierce
(1839-1914). Misalnya, secara pragmatis orang percaya kepada agama, karena
agama bersifat fungsional dalam memberikan pegangan dan aturan hidup pada
manusia.
4. Proses berpikir lahir dari suatu rasa sangsi akan
sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh
menjadi suatu masalah yang khas. Saudara sebut dan jelaskan bagaimana kira-kira
proses yangterjadi ketika berpikir !
Jawab :
Menurut Dewey (1933) proses berpikir
dari manusia normal mempunyai urutan sebagai berikut :
ü
Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk
adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan ha-hal
yang muncul secara tiba-tiba.
ü
Kemudian
rasa sulit tersebut diberi batasan dalam bentuk permasalahan.
ü
Timbul suatu kemungkinan pemecahan
yang berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori.
ü
Ide-ide pemecahan diuraikan secara
rasional dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
ü
Menguatkan pembuktian tentang
ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan ataupun
percobaan-percobaan.
Dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa berpikir secara nalar mempunyai dua buah kriteria penting,
yaitu :
1)
Ada unsur logis di dalamnya
Ciri pertama dari berpikir adalah adanya unsur logis
didalamnya. Tiap bentuk berpikir mempunyai logikanya tersendiri. Dengan
perkataan lain berpikir secara logis tidak lain berpikir secara nalar
2)
Ada unsur analitis di dalamnya
Ciri kedua dari berpikir adalah adanya unsur analitis di
dalam berpikir itu sendiri. Dengan logika yang ada ketika berpikir, maka
kegiatan berpikir itu secara sendirinya mempunyai sifat analitis
5.
Saudara jelaskan kontribusi dari teori terhadap penelitian !
Jawab :
Penelitian yang baik harus mempunyai manfaat
bagai pemakai hasil penelitian, dan dapat berupa:
- Kontribusi teori : hasil penelitian diharapkan dapat memperbaiki
teori yang ada
- Kontribusi praktek : hasil penelitian dapat
diterapkan pada praktek nyata atau dapat digunakan untuk memperbaiki
praktek yang ada
- Kontribusi kebijakan
: berhubungan dengan manfaat bagi pengambil keputusan untuk mengeluarkan kebijakan
bagi kepentingan publik
6.
Saudara jelaskan dan beri contoh dari kualifikasi peneliti menurut Whitney (1960)
!
Jawab :
Kualifikasi
peneliti harus didasarkan pada intelegensia, kekuatan bekerja serta sifat jujur
dan rajin. Menurut Whitney (1960) ada beberapa kriteria yang harus dimiliki
oleh peneliti, yaitu :
·
Daya
nalar, seorang
peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi yaitu dengan adanya kemampuan
memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktif maupun secara
deduktif.
·
Orisinalitas, peneliti harus mempunyai daya
hayal ilmiah dan harus kreatif. Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif
yang berencana serta harus subur dengan ide-ide yang rasional dan menghindari
plagiat.
·
Daya
ingat, seorang
peneliti harus memiliki daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan logis. Dapat
dengan sigap melayani serta menguasai fakta-fakta.
·
Kewaspadaan, seorang peneliti harus secara
cepat dapat melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada suatu
variabel atau atas suatu fenomena. Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang
tajam, serta responsive terhadap perubahan atau kelainan.
·
Akurat, seorang peneliti harus mempunyai
tingkat pengamatan serta tingkat perhitungan yang akurat, tajam, serta beraturan.
·
Konsentrasi, seorang peneliti harus mempunyai
kekuatan konsentrasi yang tinggi, kemauan yang keras, serta tidak cepat muak.
·
Dapat
bekerja sama,
peneliti harus mempunyai sifat yang kooperatif, dapat bekerja sama dengan
siapapun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual, dan
dapat bekerja secara team-work.
·
Kesehatan, seorang peneliti harus sehat, baik
jiwa maupun fisik. Peneliti harus stabil, sabar, dan penuh vitalitas.
·
Semangat, kesehatan si peneliti harus
ditunjang pula dengan semangat untuk meneliti.
·
Pandangan
Moral, seorang
peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, mempunyai moral yang tinggi,
beriman dan dapat dipercaya. Peneliti harus mempunyai kreativitas serta hasrat
yang tinggi.
7.
Apakah perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif, berikan
contoh untuk masing-masing jenis penelitian tersebut !
Jawab :
Penelitian kualitatif adalah penelitian
tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah
yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
contohnya meneliti berbagai aspek dari pendidikan.
8. Di negara-negara
yang sedang berkembang, pengembangan penelitian sangat ditentukan oleh tingkat
pengetahuan, keterampilan serta kualifikasi si peneliti. Menurut Boyce dan
Evenson, ada 4 (empat) tingkat keterampilan dalam melaksanakan penelitian yaitu
: keterampilan inventif, keterampilan teknis, keterampilan teknis-ilmiah dan
keterampilan ilmiah-konseptual. Saudara jelaskan dan beri contoh aplikasinya
untuk masing-masing tingkat keterampilan dimaksud
Jawab :
a.Keterangan inventif
merupakan sifat umum dari manusia. contohnya Seorang petani yang
sederhana dapat menemukan sesuatu dengan pengalaman.
b. Keterampilan teknis adalah hasil dari
terapan dari text book untuk memecahkan masalah-masalah teknis yang dihadapi.
contohnya keterampilan yang dipunyai sarjana lulusan universitas.
c. Keterampilan teknis-ilmiah
: Keterampilan ini berjenis-jenis tingkatnya dan keterampilan yang
diperoleh dapat menguasai teknik dan cukup kemampuan ilmiah serta ackground
teori dalam mengadakan analisis.
d. Keterampilan ilmiah konseptual : Dengan meningkatnya deraja
keilmuan seseorang dan semakin dekatnya seseorang mencapai scientific
frontier of knowledge serta pengalaman yang cukup banyak, maka sipeneliti telah
memperoleh keterampilan konsepsional
1) Metode yang digunakan di dalam suatu penelitian terdapat :
a. 1 Metode d. 4 Metode
b. 2 Metode e. 5 Metode
c. 3 Metode
2) Penelitian yang lebih banyak menggunakan data primer daripada data sekunder disebut dengan penelitian :
a. Sejarah d. Tindakan
b. Deskriptif e. Grounded Research
c. Eksperimental
3) Ketika riset deskriptif dilanjutkan untuk mencari jawaban atas suatu fenomena yang ditemukan maka disebut dengan riset :
a. Grounded d. Tindakan
b. Explanatory e. Eksperimental
c. Sejarah
4) Metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol disebut dengan metode :
a. Sejarah d. Tindakan
b. Deskriptif e. Grounded Research
c. Eksperimental
5) Peneliti-peneliti dari Ilmu Eksakta di dalam meneliti, umumnya menggunakan metode :
a. Grounded d. Tindakan
b. Explanatory e. Eksperimental
c. Sejarah
1. Di bidang pendidikan, serta bidang ilmu yang lain, metode sejarah banyak dilakukan untuk memecahkan masalah. Contohnya studi masalah dalam pertanian, yang menelusuri masa lampau serta relevansinya untukmasa kini dengan melihat aspek perubahan-perubahan sosial serta teknologi dapat dilakukan dengan menggunakan metode sejarah.
2. Remain : yaitu bahan-bahan fisis atau tulisan yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang terdapat tanpa suatu kesadaran menghasilkannya untuk suatu keperluan pembuktian sejarah. Contohnya : alat perkakas, perhiasan kuno, bangunan seperti piramida,canda, senjata, sendok, dll Dokumen : yaitu laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan serta pemikiran-pemikiran manusia di masa yang lalu. contohnya : buku harian, batu bertulis, daun-daun lontar, relief-relief pada candi, surat-surat kabar, dsb
3. a. Penelitian sejarah komparatif : penelitian untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena - fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Contohnya : membandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa pada masa kerajaan Majapahit.
b. Penelitian Yuridis atau Legal : untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu. Contohnya : peneliti ingin mengetahui dan menganalisis tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat akibat hukum adat serta pengaruhnya terhadap suatu masyarakat pada masa lampau
c. Penelitan Biografis : penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya. Contohnya : sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain: surat-surat pribadi, buku harian, dll.
d. Penelitian Bibliografis : untuk mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi.
4. Metode survei : digunakan untuk pemecahan masalah-masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan. Studi kasus : mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu.
5. Kelemahan - kelemahan dari Studi Kasus :
a. Studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau pseudo-scientific karena pengukurannya bersifat subjectif atau tidak bisa dikuantifisir.
b. Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan analisa data studi kasus, makamengerjakan pekerjaan ini relative lebih sulit dari penelitian kuantitatif.
c. Masalah generalisasi.
d. Lebih bersifat deskriftif, studi kasus juga dianggap kurang memberi sumbangan pada persoalan-persoalan praktis mengatasi suatu masalah.
e. Biaya penyelenggaraan yang relative mahal.
f. Karena fleksibilitas disain studi kasus, ini memungkinkan peneliti untuk beralih focus studi ke rah yang tidak seharusnya.
6. Manusia lebih gembira bekerja bersama-sama dan dapat mengembangkan kepercayaan terhadap diri masing-masing serta antusias masing-masing.
• Dapat mengurangi pengambilan kesimpulan yang salah karena dapat menghindarkan bias perorangan.
• Dapat mengombinasikan keunggulan spesifik yang dipunyai oleh masing-masing peneliti sehingga diperoleh suatu keunggulan yang terpadu.
7. Terdapat interdependensi antara tindakan dengan penelitian, tetapi tindakan yang dilaksanakan oleh kaum praktisi tidak disambung dengan institusi penelitian, tetapi hanya dipandui oleh penelitian.
8. Penelitian Deskriptif : metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai kejadian., meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian Eksperimen : penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol.