Recent Post

Home » » Pertemuan 1 PG dan LTM

Pertemuan 1 PG dan LTM

Written By Unknown on Selasa, 01 April 2014 | 21.35

Nama Kelompok: 
Iqbal Dayan (12125263) 
Novianty Utari (12126725)
SOAL PERTEMUAN 1

      1)     Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya             yang dianggap benar, ini menunjukkan :
      a. Koresponden                       d. Koheren
      b. Bersifat pragmatis                e. Kebenaran
      c. Fungsional

      2)      Penelitian yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan persoalan persoalan disebut :
      a. Penelitian bisnis                 d. Penelitian dasar
      b. Penelitian natura                   e. Penelitian sosial
      c. Penelitian Tindakan

      3)      Menurut Whitney, hubungan antara Ilmu dan Pengetahuan akan menghasilkan suatu :
      a. Kebenaran             d. Ilmu itu sendiri
      b. Metode Ilmi             e. Proses
      c. Metode Riset

      4)      Penelitian yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan persoalan persoalan disebut :
      a. Penelitian bisnis                 d. Penelitian dasar
      b. Penelitian natural                   e. Penelitian sosial
      c. Penelitian Tindakan

      5)      Pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas disebut       dengan penelitian :
      a. Dasar/Murni                     d. Bisnis
      b. Terapan                              e. Pemasaran
      c. Tindakan



PERTEMUAN 1

1.     Tidak selamanya penemuan kebenaran ilmiah diperoleh secara ilmiah. Kadangkala kebenaran dapat ditemukan melalui proses non ilmiah. Saudara sebut dan jelaskan 7 kebenaran yang ditemukan melalui proses non ilmiah tersebut !
Jawab       :
Ada beberapa cara dalam menemukan kebenaran melalui pendekatan non ilmiah, yaitu melalui: kebetulan, trial and error, otoritas, spekulatif, akal sehat, prasangka, dan intuisi.
1.      Penemuan Kebenaran secara kebetulan
Suatu peristiwa yang tidak disengaja kadang-kadang ternyata menghasilkan suatu kebenaran yang menambah perbendaharaan pengetahuan manusia, karena sebelumnya kebenaran itu tidaklah diketahui. Penemuan secara kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti serta tidak melalui langkah-langkah yang sistimatik dan terkendali (terkontrol). Contohnya,  ketika jam beker berhenti, kemudian di tepuk-tepuk dan ternyata jalan lagi. Contoh ini tidak bisa berlaku dalam setiap beker mati untuk bisa hidup kembali.
2.      Penemuan kebenaran dengan trial and error
Mencoba sesuatu secara berulang-ulang, walaupun selalu menemukan kegagalan dan akhirnya menemukan suatu kebenaran disebut cara kerja trial and error. Dengan cara ini seseorang telah aktif melakukan usaha untuk menemukan sesuatu, meskipun sebenarnya tidak mengetahui dengan pasti tentang sesuatu yang ingin dicapainya sebagai tujuan dalam melakukan percobaan itu. Penemuan coba-coba (trial and error) diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan sesuatu masalah. Usaha coba-coba pada umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan pemecahan tertentu. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha; usaha yang berikut biasanya agak lain, yaitu lebih maju, daripada yang mendahuluinya. Penemuan secara kebetulan pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.
3.      Penemuan kebenaran melalui otoritas atau kewibawaan
Di dalam masyarakat, kerapkali ditemui orang-orang yang karena kedudukan
pengetahuannya sangat dihormati dan dipercayai. Orang tersebut memiliki kewibawaan yang besar di lingkungan masyarakatnya. Banyak pendapatnya yang diterima sebagai kebenaran. Kepercayaan pada pendapatnya itu tidak saja karena kedudukannya di dalam masyarakat itu, misalnya sebagai pemimpin atau pemuka adat atau ulama dan lain-lainnya, tetapi dapat juga karena keahliannya dalam bidang tertentu. Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau yang mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam sesuatu bidang yang cukup banyak. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji, karena dipandang benar. Namun, pendapat otoritas ilmiah itu tidak selamanya benar. Ada kalanya, atau bahkan sering, pendapat mereka itu kemudian ternyata tidak benar, karena pendapat tersebut tidak diasalkan dari penelitian, melinkan hanya didasarkan atas pemikiran logis
4.      Penemuan Kebenaran secara spekulatif
      Dalam prakteknya seseorang telah memulai dengan menyadari masalah yang dihadapinya, dan mencoba meramalkan berbagai kemungkinan atau alternatif pemecahannya. Kemudian tanpa meyakini betul-betul tentang ketepatan salah satu alternatif yang dipilihnya ternyata dicapai suatu hasil yang memuaskan sebagai suatu kebenaran. Dengan kata lain yang bersangkutan memilih salah satu dari beberapa kemungkinan pemecahan masalah itu, walaupun tanpa meyakini bahwa pilihannya itu sebagai cara yang setepat-tepatnya. Cara spekulatif seperti itu tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Dalam hubungan ini sering ditemui orang yang pandangan atau intuisinya tajam, yang memungkinkan penggunaan cara spekulatif dalam menanam sejenis tanaman di tanah gambut. Dari penanaman yang cukup banyak untuk jangka waktu tertentu, ternyata dihasilkannya suatu kebenaran bahwa jenis tanaman tersebut dapat tumbuh subur di atas tanah gambut atau sebaliknya. Cara ini mengandung unsur untung-untungan yang sangat dominan, sehingga tidak efektif untuk dipergunakan dalam mengungkapkan kebenaran ilmiah. Unsur untung-untungan itu mengakibatkan cara menemukan kebenaran lebih bersifat meraba-raba, sehingga kemungkinan gagal lebih besar daripada keberhasilan menemukan kebenaran sebagaimana diharapkan

5.      Akal Sehat

Akal sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu keduanya mengandung persamaan. Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973:3) akal sehat adalah serangkaian konsep (concepts) dan bagan konseptual (conceptual schemes) yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep adalah kata-kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus. Bagan konsep adalah seperangkat konsep yang dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotesis dan teoritis. Walaupun akal sehat yang berupa konsep dan bagan konsep itu dapat menunjukkan hal yang benar, namun dapat pula menyesatkan. Sebagai tenaga pendidik, Anda pernah melihat, mendengar atau mengalami tentang hukuman dan ganjaran dalam pendidikan. Pada abad ke-19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak pendidik, hukuman adalah alat utama dalam pendidikan. Penemuan ilmiah ternyata membantah kebenaran akal sehat tersebut. Hasil-hasil penelitian dalam bidang psikologi dan pendidikan menunjukkan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama dalam pendidikan, melainkan ganjaran. Melalui hukuman dapat berdampak rasa tertekan pada anak, sedangkan dengan ganjaran dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, sehingga potensi anak dapat berkembang lebih baik.
6.      Prasangka
      Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya. Hal yang demikian itu menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi prasangka. Dengan akal sehat, orang cenderung mempersempit pengamatannya karena diwarnai oleh pengamatannya itu, dan cenderung mengkambing-hitamkan orang lain atau menyokong sesuatu pendapat . Orang sering tidak mengendalikan keadaan yang juga dapat terjadi pada keadaan lain.
7.      Pendekatan Intuitif
      Dalam pendekatan intuitif orang menentukan “pendapat” mengenai sesuatu berdasar atas “pengetahuan” yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tak disadari atau yang tidak difikirkan lebih dahulu. Dengan intuisi, orang memberikan penilaian tanpa didahului sesuatu renungan. Pencapaian pengetahuan yang demikian itu sukar dipercaya. Di sini tidak terdapat langkahlangkah yang sistematik dan terkendali. Metode yang demikian itu biasa disebut metode a-priori. Dalil-dalil seseorang yang a-priori cocok dengan penalaran, belum tentu cocok dengan pengalaman atau data empiris

2.        Hubungan antara penelitian, ilmu dan kebenaran menurut Almack dan
      Whitney terdapat perbedaan dalam menetapkan hasil. Menurut pendapat           Saudara, teori mana yang relevan di dalam aplikasinya !
Jawab :
Hubungan Ilmu dan penelitian. Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut Almack (1930), hubungan ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Akan tetapi, Whitney (1960), berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth).

 3.      Kebenaran Ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal yaitu : adanya
      koheren, adanya koresponden dan pragmatis. Saudara beri 2 (dua) contoh
      untuk masing-masing hal tersebut aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
Jawab :
A) Adanya Koheren yaitu suatu pertanyaan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau     konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya, suatu pernyataan           bahwa si Badu akan mati dapat dipercaya, karena pernyataan tersebut koheren dengan pernyataan bahwa semua orang akan mati.
B) Adanya Koresponden yaitu suatu pernyataan dianggap benar, jika materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Misalnya, pernyataan bahwa ibu kota Propinsi Daerah Istimewa Aceh adalah Banda Aceh adalah benar karena pernyataan tersebut mempunyai korespondensi dengan lokasi atau faktualitas bahwa Banda Aceh memang ibu kota Propinsi Aceh
C)  Pragmatis yaitu suatu pernyataan dipercayai benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Suatu pernyataan atau suatu kesimpulan dianggap benar jika mempunyai sifat pragmatis dalam kehidupan sehari-hari. Teori kebenaran tentang sifat pragmatis ini dikembangkan oleh Ch.s.Pierce (1839-1914). Misalnya, secara pragmatis orang percaya kepada agama, karena agama bersifat fungsional dalam memberikan pegangan dan aturan hidup pada manusia.

4.     Proses berpikir lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Saudara sebut dan jelaskan bagaimana kira-kira proses yangterjadi ketika berpikir !
            Jawab :
            Menurut Dewey (1933) proses berpikir dari manusia normal mempunyai urutan sebagai berikut :
ü  Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan ha-hal yang muncul secara tiba-tiba.
ü    Kemudian rasa sulit tersebut diberi batasan dalam bentuk permasalahan.
ü  Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori.
ü  Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
ü  Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
      Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir secara nalar mempunyai dua buah kriteria             penting, yaitu :
1)       Ada unsur logis di dalamnya
Ciri pertama dari berpikir adalah adanya unsur logis didalamnya. Tiap bentuk berpikir mempunyai logikanya tersendiri. Dengan perkataan lain berpikir secara logis tidak lain berpikir secara nalar
2)       Ada unsur analitis di dalamnya
Ciri kedua dari berpikir adalah adanya unsur analitis di dalam berpikir itu sendiri. Dengan logika yang ada ketika berpikir, maka kegiatan berpikir itu secara sendirinya mempunyai sifat analitis

5. Saudara jelaskan kontribusi dari teori terhadap penelitian !
Jawab :

Penelitian yang baik harus mempunyai manfaat bagai pemakai hasil penelitian, dan dapat berupa:

- Kontribusi teori :  hasil penelitian diharapkan dapat memperbaiki teori yang ada
- Kontribusi praktek : hasil penelitian dapat diterapkan pada praktek nyata atau dapat digunakan untuk  memperbaiki praktek yang ada
- Kontribusi kebijakan : berhubungan dengan manfaat bagi pengambil keputusan untuk mengeluarkan kebijakan bagi kepentingan publik
6. Saudara jelaskan dan beri contoh dari kualifikasi peneliti menurut Whitney (1960) !
Jawab :
Kualifikasi peneliti harus didasarkan pada intelegensia, kekuatan bekerja serta sifat jujur dan rajin. Menurut Whitney (1960) ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh peneliti, yaitu :
·         Daya nalar, seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi yaitu dengan adanya kemampuan memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktif maupun secara deduktif.
·         Orisinalitas, peneliti harus mempunyai daya hayal ilmiah dan harus kreatif. Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang berencana serta harus subur dengan ide-ide yang rasional dan menghindari plagiat.
·         Daya ingat, seorang peneliti harus memiliki daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan logis. Dapat dengan sigap melayani serta menguasai fakta-fakta.
·         Kewaspadaan, seorang peneliti harus secara cepat dapat melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada suatu variabel atau atas suatu fenomena. Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang tajam, serta responsive terhadap perubahan atau kelainan.
·         Akurat, seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat perhitungan yang akurat, tajam, serta beraturan.
·         Konsentrasi, seorang peneliti harus mempunyai kekuatan konsentrasi yang tinggi, kemauan yang keras, serta tidak cepat muak.
·         Dapat bekerja sama, peneliti harus mempunyai sifat yang kooperatif, dapat bekerja sama dengan siapapun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual, dan dapat bekerja secara team-work.
·         Kesehatan, seorang peneliti harus sehat, baik jiwa maupun fisik. Peneliti harus stabil, sabar, dan penuh vitalitas.
·         Semangat, kesehatan si peneliti harus ditunjang pula dengan semangat untuk meneliti.
·         Pandangan Moral, seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, mempunyai moral yang tinggi, beriman dan dapat dipercaya. Peneliti harus mempunyai kreativitas serta hasrat yang tinggi.


7. Apakah perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif, berikan contoh untuk masing-masing jenis penelitian tersebut !
           Jawab :
           Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan            analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis                    terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. contohnya meneliti berbagai                  aspek dari pendidikan.
8.  Di negara-negara yang sedang berkembang, pengembangan penelitian sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan, keterampilan serta kualifikasi si peneliti. Menurut Boyce dan Evenson, ada 4 (empat) tingkat keterampilan dalam melaksanakan penelitian yaitu : keterampilan inventif, keterampilan teknis, keterampilan teknis-ilmiah dan keterampilan ilmiah-konseptual. Saudara jelaskan dan beri contoh aplikasinya untuk masing-masing tingkat keterampilan dimaksud
       Jawab          :
       a. Keterangan inventif merupakan sifat umum dari manusia. contohnya Seorang petani yang                           sederhana  dapat menemukan sesuatu dengan pengalaman.
       b. Keterampilan teknis adalah hasil dari terapan dari text book untuk memecahkan masalah-masalah            teknis yang dihadapi. contohnya keterampilan yang dipunyai sarjana lulusan universitas.
       c. Keterampilan teknis-ilmiah : Keterampilan ini berjenis-jenis  tingkatnya dan keterampilan yang                  diperoleh dapat menguasai teknik dan cukup kemampuan ilmiah serta ackground teori dalam                    mengadakan analisis.
       d. Keterampilan ilmiah konseptual : Dengan meningkatnya deraja keilmuan seseorang dan semakin                dekatnya seseorang mencapai scientific frontier of knowledge serta pengalaman yang cukup                      banyak, maka sipeneliti telah memperoleh keterampilan konsepsional


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar